Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Konsep Komunikasi Profetik sebagai Strategi Ilmu Komunikasi Islam

Warta Journalizm - Di tengah era digital saat ini, dunia komunikasi menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah polarisasi sosial yang semakin tajam. Media sosial yang semestinya menjadi ruang dialog, kini sering menjadi medan konflik, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan polarisasi antar kelompok. Dalam konteks inilah, konsep komunikasi profetik perlu diangkat sebagai solusi strategis dalam ilmu komunikasi Islam. Dalam konteks Islam, komunikasi tidak sekadar proses pertukaran pesan, melainkan harus berlandaskan nilai-nilai keislaman agar menghasilkan dampak positif bagi kemanusiaan dan spiritualitas. Inilah ruang hadirnya konsep komunikasi profetik sebagai strategi ilmu komunikasi Islam yang relevan dan sangat dibutuhkan saat ini.


Fenomena penyebaran informasi yang cepat dengan media digital kerap diiringi oleh tantangan besar seperti hoaks, ujaran kebencian, dan disinformasi yang memecah belah masyarakat. Strategi komunikasi yang berbasis nilai etis dan spiritual menjadi sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut. Selain itu, kebutuhan penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam memahami dan menerapkan komunikasi yang tidak hanya teknis, tetapi juga bermuatan nilai luhur, semakin mendesak di era keterbukaan informasi saat ini.


Komunikasi profetik adalah paradigma komunikasi yang berpegang pada nilai-nilai kenabian, khususnya nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi. Nilai humanisasi menekankan pentingnya memanusiakan manusia dengan menjunjung tinggi martabat dan hak asasi setiap individu. Liberasi menandai upaya pembebasan dari segala bentuk penindasan, sistem sosial yang tidak adil, maupun kebodohan. Transendensi mengikat semua tindakan komunikasi dalam kesadaran spiritual dan iman kepada Tuhan, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Nilai-Nilai Profetik dalam Komunikasi Islam

Komunikasi profetik menitikberatkan pada tiga nilai utama:

Humanisasi adalah menghargai martabat dan hak asasi manusia dalam komunikasi, selaras dengan perintah Al-Qur'an dalam QS. Ta-Ha ayat 44 yang berbunyi

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى ۝٤

Artinya: Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”


Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun berbicara dengan Fir’aun menggunakan kata-kata yang lemah lembut (qaulan layyina) agar hati Fir’aun tergerak menerima pesan dakwah.


Liberasi: Membebaskan manusia dari kebodohan, penindasan, dan ketidakadilan, sesuai firman Allah dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi 

اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١

menyatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang beriman dan berilmu.

Transendensi: Mengarahkan komunikasi pada kesadaran spiritual dan ketakwaan kepada Allah, sebagaimana pesan dalam QS. Al-A'raf ayat 55 yang berbunyi

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةًۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ ۝٥٥


menghimbau untuk berdoa dengan suara rendah hati dan kelembutan.

Nilai-nilai tersebut menjadikan komunikasi profetik sebagai strategi dalam ilmu komunikasi Islam yang efektif dan bermakna untuk membangun masyarakat yang harmonis, beradab, dan beriman. Komunikasi profetik menuntut interaksi sosial yang penuh kesantunan serta berorientasi pada kebaikan bersama dan pengabdian kepada Allah.


Secara praktis, komunikasi profetik mengajarkan agar setiap pesan yang disampaikan tidak sekadar informatif, tapi juga membawa manfaat, membebaskan dari kebodohan, dan menguatkan nilai-nilai spiritual yang bersumber dari Al-Qur'an dan sunnah Nabi


Komunikasi profetik mengingatkan umat Islam bahwa komunikasi adalah ibadah dan tanggung jawab moral dan spiritual. Dengan menerapkan komunikasi profetik, kita tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga membangun kedamaian, menebar kebaikan, dan membebaskan manusia dari kegelapan kebodohan serta permusuhan. Sebagai solusi, pendidikan komunikasi berbasis nilai profetik harus diperkuat dan diterapkan tidak hanya dalam dakwah, tapi juga dalam interaksi sosial sehari-hari dan dunia digital. Mari bersama menjadi pelaku komunikasi yang mengedepankan kejujuran, kelembutan, dan integritas sebagai cermin kemuliaan Islam.


Implementasi Strategis dalam Dunia Nyata

Media Sosial sebagai Dakwah Digital

Aktivis dakwah dan komunikator Islam perlu menggunakan media sosial sebagai ruang dakwah profetik, menyebarkan pesan damai, toleransi, dan edukatif bukan provokatif.

Pendidikan Komunikasi Islam di Kampus

Kurikulum ilmu komunikasi Islam perlu memasukkan etika profetik sebagai dasar teori dan praktik komunikasi. Mahasiswa tidak hanya belajar teknik komunikasi, tetapi juga nilai-nilai moral dan spiritual.


Penyelesaian Konflik Sosial

Dalam konflik sosial antar komunitas, pendekatan komunikasi profetik dapat diterapkan melalui dialog, mediasi, dan komunikasi empatik. Komunikator Islam berperan sebagai agen rekonsiliasi, bukan agitator.

Dalam menghadapi krisis komunikasi akibat polarisasi, hoaks, dan ujaran kebencian, komunikasi profetik bukan sekadar konsep idealis, tetapi strategi praktis yang relevan dan aplikatif. Nilai-nilai profetik yang diwariskan Nabi Muhammad ﷺ menjadi kompas moral bagi dunia komunikasi modern agar tetap berpijak pada nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.


DAFTAR PUSTAKA

Aswad, M. (2022). Konsep Komunikasi Profetik (Kenabian) Sebagai Strategi Dakwah. SHOUTIKA, 2(1), 1-6.

Herdiana, A., Yusufi, A., Mubarok, M. S., Hidayat, I. M., Alfaozi, M., Zen, A. R., ... & Andhita, P. R. (2024). Komunikasi Profetik Dalam Berbagai Perspektif. AMU Press, 1-278.

Muhlis, M., & Musliadi, M. (2022). Komunikasi Profetik di Media Sosial. RETORIKA: Jurnal Kajian Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 4(2), 82-92.

Fazri, A., Faisal, M., & Maulina, P. (2022). Manajemen Islam dalam E-Commerce: Studi Tentang Strategi Komunikasi Profetik. Idarotuna, 4(2), 97-109.

Jamaluddin, H., Aguswandi, A., & Syahrul, S. (2020). Komunikasi Profetik Islam (Nilai dan Etika Komunikasi Persfektif Islam). AUJPSI: Al-Ubudiyah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 1(2), 39-43.

Arifin, B. (2018). Model Komunikasi Islam. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 29(1), 135-144.



Oleh: Siti Nur Meysaroh 

No comments:

Post a Comment