Transformasi Media di Era Digital: Tantangan, Etika, dan Strategi Distribusi

Warta Journalizm - Mahasiswa program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, UIN Sunan Kudus mendatangkan kuliah dosen tamu oleh bapak Ali Muntoha selaku Pimpinan Redaksi Muria News untuk memperluas wawasan mahasiswa terkait dunia media massa yang mana tema pembicara "Strategi Produksi dan Pengelolaan Konten Media Online di Era Digital" Kegiatan tersebut berlangsung pada Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 12.30 di ruang F3 gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam. 

Dalam pemaparannya beliau menjelaskan 

Apa bedanya Media Online vs Media Massa Online: Apa Bedanya?

Di era digital, masyarakat disuguhi dua bentuk media berbasis internet yang sering disalahpahami: media online dan media massa online. Media online merujuk pada platform seperti Facebook, Instagram, X (dulu Twitter), dan aplikasi perpesanan seperti Telegram. 

Karakteristik utama dari media ini adalah sifat interaktif dan dua arah, di mana pengguna sekaligus menjadi konsumen dan produsen konten. Berbeda dengan itu, media massa online seperti kompas.com, tempo.co, atau detik.com beroperasi dengan pola satu arah. Meskipun menyediakan kolom komentar, kontrol tetap berada di tangan redaksi. 

Perbedaan ini juga berlaku dalam aspek hukum: pelanggaran oleh pengguna media online tunduk pada UU ITE, sementara sengketa pers dalam media massa online diselesaikan melalui mekanisme Dewan Pers. Yang mana jurnalis kini dituntut tak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam soal etika, teknik verifikasi digital, dan komunikasi efektif. Pelatihan berkelanjutan dan literasi digital menjadi kebutuhan utama agar jurnalis dapat bertahan dan beradaptasi di tengah perubahan yang cepat.

Dari Pemaparan yang dijelaskan beliau ini transformasi digital telah membuka peluang besar dalam penyebaran informasi, namun juga membawa tanggung jawab besar bagi para pelaku media. Di tengah derasnya arus informasi, kualitas, dan strategi distribusi yang tepat menjadi fondasi keberlangsungan jurnalisme di era digital.

Oleh : Mutiara Elisya