Warta Journalizm - Kudus - Keterbatasan ekonomi tak pernah menjadi alasan bagi Syukron (20), mahasiswa IAIN Kudus, untuk berhenti bermimpi dan berkontribusi. Di balik senyum ramah dan semangatnya yang menyala dalam berbagai aktivitas kampus, tersimpan kisah perjuangan yang tak ringan. Lahir dari keluarga sederhana di sebuah desa kecil, Syukron dibesarkan dalam lingkungan penuh keterbatasan. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, dengan penghasilan harian yang jauh dari kata pasti. Namun, justru dari kondisi itulah Syukron tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan bertekad kuat. Sesuai hasil wawancara yang dilaksanakan pada Selasa, 29 April 2025.
Dengan segala kesederhanaan, ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Saat ini, Syukron tercatat sebagai mahasiswa aktif di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, IAIN Kudus. Tak hanya fokus pada dunia akademik, Syukron juga dikenal sebagai sosok yang aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, baik internal maupun eksternal kampus.
Total ada empat organisasi yang ia ikuti secara aktif. Salah satu yang paling menonjol adalah perannya sebagai pengurus Senat Mahasiswa (SEMA). Melalui organisasi ini, Syukron kerap menjadi perwakilan suara mahasiswa, ikut serta dalam forum-forum aspiratif, dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Mulai dari aksi peduli lingkungan, bakti sosial, hingga kegiatan advokasi kampus, semua ia jalani dengan semangat yang luar biasa. “Kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi? Mahasiswa bukan hanya duduk di kelas dan mengejar nilai, tapi juga harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Syukron dengan nada mantap saat ditemui di sela-sela rapat organisasi.
Keaktifannya dalam organisasi bukan tanpa tantangan. Seringkali ia harus membagi waktu antara kuliah, tugas, dan kegiatan organisasi. Bahkan, tak jarang pula ia harus mengorbankan waktu istirahat untuk menghadiri rapat atau turun langsung dalam kegiatan lapangan. Namun, semangatnya tak pernah padam. Bagi Syukron, semua itu adalah bagian dari proses membentuk dirinya menjadi pribadi yang bermanfaat dan siap menghadapi dunia nyata.
Oleh: M. Reza Faza Rufada, Afrizal Khoirul Azra, Ahmad Syits, Luqman Hakim, dan Primi Rohimi.
No comments:
Post a Comment