Warta Journalizm - Media massa memegang peranan penting dalam kehidupan demokrasi, dengan fungsi sebagai penyampai informasi, pengawas kekuasaan, dan pembentuk opini publik. Akan tetapi, di balik peran strategis tersebut, para pekerja media menghadapi tantangan serius, terutama terkait dengan hukum, etika, dan perlindungan hak-hak mereka sebagai buruh.
Di Indonesia, kebebasan pers dijamin oleh undang-undang, tapi kenyataannya, kebebasan ini seringkali terbentur sama kepentingan politik dan ekonomi, yang bisa mengancam independensi media dan keselamatan jurnalis. Selain itu, kondisi kesejahteraan pekerja media juga memprihatinkan. Banyak jurnalis yang gajinya rendah, status kerjanya nggak jelas, dan kurangnya perlindungan sosial. Pandemi COVID-19 malah memperburuk keadaan, banyak media yang melakukan PHK. Yang lebih ironis, beberapa media malah memanfaatkan undang-undang baru untuk melakukan PHK dengan kompensasi yang lebih rendah.
Beberapa kasus menunjukkan pelanggaran hak pekerja media, seperti yang terjadi di perusahaan tambang di Sulawesi Tenggara, di mana para pekerja menuntut hak-hak mereka yang telah lama diabaikan. Di perusahaan media besar pun, banyak yang melanggar hak-hak buruh, seperti melakukan PHK sepihak, memberikan gaji rendah, dan minimnya perlindungan sosial.
Meskipun media massa memiliki peran penting dalam demokrasi, pekerja media sering kali berada dalam posisi yang rentan. Kurangnya perlindungan hukum dan etika yang efektif membuat mereka mudah dieksploitasi dan menghadapi tekanan dari berbagai pihak.
Peringatan Hari Buruh seharusnya menjadi momentum untuk merefleksikan kondisi pekerja media di Indonesia. Dengan memperkuat hukum dan etika media massa serta melindungi hak-hak pekerja, kita dapat memastikan bahwa media tetap menjadi pilar demokrasi yang kuat dan dapat dipercaya.
Oleh : Mutiara Elisya dan Primi Rohimi,S.Sos.,M.S.I
No comments:
Post a Comment