Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Buruh Media Di Indonesia

Buruh Media Di Indonesia

Warta Journalizm - Perkembangan media di Indonesia telah membawa tantangan baru dalam penerapan etika profesi, khususnya bagi para buruh media atau pekerja jurnalistik. Dalam era persaingan yang ketat, media sering kali berlomba-lomba menyajikan informasi yang menarik perhatian publik, namun hal ini kadang membuat mereka mengabaikan aturan dan kode etik jurnalistik yang berlaku di Indonesia. 


Kode etik jurnalistik merupakan seperangkat aturan yang mengikat para jurnalis dalam menjalankan tugasnya, dengan tujuan utama menjaga profesionalisme dan tanggung jawab sosial untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Undang – Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers juga menegaskan kewajiban jurnalis untuk mematuhi kode etik tersebut, namun pelanggaran terhadap etika jurnalistik masih sering terjadi di lapangan, baik dalam Framing berita yang provokatif, penyamaran iklan sebagai berita, maupun pelanggaran lain yang dapat merugikan masyarakat dan menurunkan kepercayaan publik terhadap media. sebab Transformasi digital juga membawa tantangan baru bagi buruh media di Indonesia. 


Munculnya media daring dan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dalam praktik jurnalistik menuntut adaptasi etika yang berkelanjutan. Di satu sisi, teknologi dapat meningkatkan efisiensi kerja, namun di sisi lain, muncul dilema etis baru terkait keakuratan, verifikasi informasi, dan potensi penyebaran miss informasi. Selain itu, tekanan dari pihak eksternal seperti buzzer politik, troll, dan kontrol media oleh aktor non-negara juga mempengaruhi independensi dan kebebasan pers, sehingga mendorong terjadinya swasensor di kalangan jurnalis.

Penerapan kode etik jurnalistik di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala. Studi pada media cetak dan daring menunjukkan bahwa pelanggaran etika, seperti kaburnya batas antara berita dan iklan serta kurangnya verifikasi informasi, masih sering terjadi. Bahkan, media yang telah terverifikasi oleh Dewan Pers pun tercatat melakukan pelanggaran kode etik secara berulang. 


Hal ini menunjukkan perlunya penguatan pengawasan, transparansi, dan akuntabilitas dalam industri media, serta peningkatan pemahaman dan komitmen para buruh media terhadap pentingnya etika profesi.

Dengan demikian, analisis etika dalam konteks buruh media di Indonesia menjadi sangat penting untuk memastikan media tetap menjalankan fungsinya sebagai pilar demokrasi, menjaga integritas, dan membangun kepercayaan publik melalui praktik jurnalistik yang profesional dan bertanggung jawab.


Oleh: Devia Cantika Putri dan Primi Rohimi, S. Sos., M. S. I. 

No comments:

Post a Comment