Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Jejak Digital Mengikutimu Selamanya: Pahami Risiko Posting di Dunia Maya

Jejak Digital Mengikutimu Selamanya: Pahami Risiko Posting di Dunia Maya

Warta Journalizm - Sabtu (2/11/2024), Mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kudus, M. Wendy Aditya Johansyah menyelenggarakan penyuluhan literasi digital dengan judul "Jejak Digital: Hati-hati dengan Apa yang Kamu Posting di Media Sosial" yang bertempat di SMAN 1 MAYONG, Jepara. Penyuluhan ini juga merupakan bagian dari tugas ujian tengah semester mata kuliah public speaking yang diampu oleh oleh Primi Rohini, S. Sos., M.S.I.

Kegiatan ini berlangsung pada sabtu pagi dan diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari anggota ekstrakurikuler paskibraka dan pembina terkait. Kegiatan ini disambut dengan baik oleh para anggota penyuluhan. Kegiatan penyuluhan literasi digital ini dinilai sangat bermanfaat, dalam era digital yang semakin maju, aktivitas kita di dunia maya meninggalkan jejak digital yang tak terhapuskan. Setiap unggahan foto, status, komentar, bahkan pencarian yang kita lakukan, tersimpan rapi di server-server besar. Jejak digital ini, jika tidak dikelola dengan bijak, dapat menjadi ancaman serius bagi privasi dan reputasi kita. Beberapa ancaman jejak digital antara lain, penyalahgunaan data pribadi, rusaknya reputasi diri sendiri, dan dapat menghambat peluang karir kita di masa depan kelak. 

Namun ada beberapa tips dalam melindungi jejak digital kita, antara lain berpikir sebelum membagikan suatu unggahan, atur privasi unggahan kita, berhati-hati terhadap aplikasi pihak ketiga. "Saya berharap penyuluhan ini dapat meningkatkan pemahaman para anggota ekstrakurikuler Paskibraka tentang pentingnya literasi digital, khususnya mengenai bahaya yang mengintai kita terkait jejak digital di media sosial," ujar pemateri. 

Dalam penyampaiannya, pemateri menekankan tentang pentingnya menjaga jejak digital kita agar tetap positif dikarenakan pada zaman sekarang. "Ibarat sebuah 'bom ranjau' yang tertanam di tubuh penggunanya, jejak digital bisa berisiko 'meledak' sewaktu-waktu dan mengincar pemiliknya sebagai target," imbuhnya. Saat masuk ke dunia internet, pengguna internet meninggalkan jejak digital. Beberapa jejak digital yang tertinggal ketika kita masuk ke media sosial. 

Meski begitu, jejak digital dibedakan menjadi dua, yakni jejak digital aktif dan jejak digital pasif. Jejak digital aktif biasanya berupa data atau informasi yang sengaja diunggah seseorang ke dunia maya. Contohnya, kicauan di twitter, status facebook, foto dan video postingan di instagram, video youtube Sedangkan jejak digital yang pasif merupakan data yang ‘ditinggalkan’ tanpa sadar oleh pengguna ketika berselancar di dunia maya. Contohnya seperti server menyimpan alamat IP, lokasi dan search history. 

Pada akhir kegiatan, peserta diminta menyampaikan kesimpulan mengenai dari materi yang telah diberikan sebagai evaluasi pemahaman. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis dalam penggunaan media sosial.

No comments:

Post a Comment