Dalam penyampaiannya, Amaliya menjelaskan bahwa cyberbullying adalah tindakan perundungan yang dilakukan melalui platform digital. Bentuknya meliputi pelecehan, penghinaan, penyebaran rumor, serta tindakan menyakitkan lainnya yang dilakukan lewat media sosial, komentar online, atau pesan langsung. Ia mencontohkan beberapa kasus nyata, seperti mengejek lewat komentar jahat di media sosial, menyebarkan foto atau video tanpa izin, atau membuat akun palsu untuk menyebarkan hoaks.
Salah satu contoh kasus yang ia sampaikan adalah kejadian di mana seorang siswa menyebarkan foto temannya yang sedang menangis, lalu ditertawakan bersama teman-temannya. Di media sosial, tak jarang muncul komentar menyakitkan seperti “ih kamu jelek banget, ganti muka sana”, atau akun palsu yang digunakan untuk menjatuhkan nama orang lain.
Amaliya juga menjelaskan dampak serius yang dapat ditimbulkan oleh cyberbullying, di antaranya rasa malu, rendah diri, takut bersosialisasi, tidak mau sekolah, stres, hingga depresi dan keinginan menyakiti diri sendiri. Ia menyampaikan bahwa hal ini bisa terjadi karena pelaku merasa aman karena tidak diketahui identitasnya, ikut-ikutan teman, balas dendam, atau bahkan tidak sadar bahwa tindakannya termasuk perundungan.
Sebagai langkah penanganan, Amaliya memberikan saran kepada para peserta. Bila menjadi korban, anak-anak diminta berani bercerita kepada orang tua, guru, atau orang dewasa terpercaya. Selain itu, mereka harus menyimpan bukti, tidak membalas dengan kata-kata kasar, serta memblokir dan melaporkan akun pelaku ke platform terkait.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pentingnya peran teman. “Kalau kalian melihat teman jadi korban, jangan ikut-ikutan. Bela dia dengan cara yang baik, dan ajak bicara kepada guru atau orang tua,” ujarnya.
Menutup penyuluhan, Amaliya membagikan tips untuk menjadi pengguna internet yang keren dan bijak, seperti tidak memposting saat emosi, menghormati privasi orang lain, menggunakan kata-kata yang baik, mengikuti akun positif, dan tidak mudah percaya pada semua informasi di internet.
Kegiatan penyuluhan ini disambut antusias oleh anak-anak yayasan dan diharapkan mampu membangun kesadaran sejak dini tentang pentingnya etika berinternet dan perlindungan diri di dunia digital.
Oleh: Amaliya Noor Fadhila
No comments:
Post a Comment