Warta Journalizm - Media sosial kini jadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Dari sharing cerita, berinteraksi, sampai cari informasi, semua ada di genggaman. Tapi, di balik kemudahan ini, ada tanggung jawab besar yakni etika bermedia sosial. Ini penting karena interaksi di media sosial itu cepat, menjangkau banyak orang, dan meninggalkan jejak digital yang abadi.
Pada Kamis, 05 Juni 2025 di SMP 2 BAE dilakukan penyuluhan mandiri oleh salah satu mahasiswa UIN SUNAN KUDUS. Penyuluhan yang berkaitan diantaranya tentang, Bagaimana saat kita mengunggah sesuatu, harus selalu berpikir. Tanyakan, “Pantas nggak ya ini di bagikan?” Bayangkan kalau guru atau orang tua melihatnya. Hindari konten yang menyinggung SARA, kekerasan, atau hal negatif lainnya. Apa yang lucu menurut kita, belum tentu bagi orang lain. Pastikan juga kebenaran informasi yang akan kamu sebarkan, apalagi jika itu hoax. Berita palsu bisa bikin gaduh. Kalau ragu, cek dulu dari sumber terpercaya.
Setiap aktivitas kita di media sosial meninggalkan jejak digital yang abadi. Walau sudah dihapus, kemungkinan masih tersimpan atau diunduh orang lain. Jejak digitalmu bisa dilihat siapa saja, dari teman, guru, hingga calon atasanmu nanti. Apa yang kamu tampilkan di media sosial akan membentuk reputasimu, dan ini bisa jadi pertimbangan penting untuk sekolah atau pekerjaan.
Sebagai pelajar SMP 2 Bae Kudus, ayo jadi pelopor kebaikan di dunia maya. Dengan beretika, kita tidak hanya melindungi diri, tapi juga menciptakan lingkungan daring yang aman dan positif. Manfaatkan media sosial untuk hal-hal baik dan membangun!
Oleh: Intan Maharani dan Primi Rohimi
No comments:
Post a Comment